PENGARUH
FAKTOR RISIKO IBU TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
ABSTRAK
Berat
badan bayi lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat dibawah 2500 gram.
Kejadian BBLR dipengaruhi beberapa faktor yang terdapat pada ibu itu sendiri
diantaranya umur, status gizi,jarak kelahiran yang terlalu
dekat, riwayat kelahiran BBLR sebelumnya dan anemia.
Kata kunci : umur, status gizi, Jarak kelahiran terlalu dekat,BBLR pada anak
sebelumnya,
dan anemia.
BAB I
A.
Latar belakang
Ibu
dan bayi sangat penting
bagi suatu masyarakat , kehamilan yang tidak di rencanakan, tidak adanya
layanan pranatal, gizi ibu dan anak yang buruk, penggunaan obat terlarang saat
hamil, angka imunisasi yang renah, kemiskinan, kurangnnya pendidikan, perawatan
anak yang kurang memadai merupakan penyebab tingginya angka kematian dan
kesakitan ibu, bayi dan anak (McKenzie,dkk,2007)
Berkaitan dengan
penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:
- Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR), beratlahir 1500-2499 gram.
- Bayi Berat
Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
- Bayi Berat
Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
- Berdasarkan
berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan:
- Kecil Masa
Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah persentil ke-10
kurva pertumbuhan janin.
- Sesuai
Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara persentil
ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.
Besar Masa
Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan
B.
Rumusan masalah
-Apakah ada pengaruh faktor risiko ibu (umur ibu, status gizi
ibu,
Jarak kelahiran terlalu dekat,BBLR pada anak
sebelumnya, dan anemia) terhadap kejadian bayi berat lahir rendah
(BBLR) ?
C.
Tujuan
Tujuan penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu :
1.
tujuan umum
- untuk
mengetahui pengaruh faktor-faktor
risiko ibu (usia,status gizi, Jarak kelahiran
terlalu dekat,BBLR pada anak sebelumnya,
dan anemia) terhadap kejadian
bayi berat lahir rendah (BBLR)
2.
tujua khusus
-untuk
mengetahui karekteristik factor risiko ibu terhadap kejadian BBLR
D.
Manfaat
1.
Untuk dinas kesehatan memberi
informasih untuk membantu mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) di indonesia yang masih tinggi
2.
Untuk fakultas sebagai sumbangsi
pengetahuan untuk referensi bagi peneliti berikutnya
3.
Bagi penelitia sebagai sarana
pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti, ini juga sebagai batu loncatan awal
bagi peneliti untuk lebih mengembangkan pengetahuan dan informasi tentang
hubungan faktor risiko ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah
4.
Bagi masyarakat sebagai sarana informasi
bagi masyarakat agar lebih memahami penyebab BBLR, dan sebagai panduan untuk
pancegahan terjadinya BBLR, kematian ibu dan kematian pada bayi.
5.
Dengan harapan yang besar semoga
hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi berbagai kalangan, terutama bagi
bidang kesehatan untuk memahami faktor risiko bayi berat lahir rendah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi berat
lahir rendah (BBLR) ialah baya baru lahir yang berat badannya yang saat lahir
kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Berkaitan dengan penanganannya
dan harapan hidupnya. Bayi brat lahir redah dibedakan
dalam :
1.
Bayi berat lahir rendah
(BBLR),berat lahir 1500-2500 gram
2.
Bayi Berat lahir sangat rendah
(BBLSR), berat lahir <1500 gram
3.
Bayi berat lahir ekstrem
rendah (BBLER), berat lahir <1000 gram
Kejadian BBLR
yang tinggi menunjukkan bahwa kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
itu masih rendah. Untuk itu diperlukan upaya untuk menurunkan angka kejadian
BBLR agar kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.
Kejadian BBLR ini bisa dicegah bila kita mengetahui faktor-faktor penyebabnya
(Elizawarda, 2003).
BBLR
dibedakan dalam dua kategori yaitu :
BBLR karena (usia kandungan kurang dari 37 minggu)
atau BBLR karena intraurine growth
retardation (IUGR) yaitu bayi cukup bulan tetapi berat kurang untuk
usianya. Banyak BBLR dinegara berkembang dengan IUGR sebagai akibat ibu dengan
status gizi buruk, anemia, malaria, dan menderita penyakit menular seksual
(PMS) sebelum konsepsi atau ketika hamil. BBLR factor yang paling berhubungan
dengan kematian bayi. Kemungkinan bayi BBLR untuk meninggal pada tahun pertama
kehidupan mereka adalah 40 kali lebih besar dari pada bayi yang sehat.
(McKenzie,2007).
BBLR
terjadi akibat pertumbuhan intrauterine grow retardation (IUGR) yang buruk,
kelahiran kurang bulan, atau kombinasi keduanya. Karakteristik ibu yag menjadi
factor risiki yang berkaitan dengan IUGR mencangkup BBLR, riwayat BBLR
sebelumnya, berat badan rendah perkehaila, konsumsi rokok konsumsi alcohol,
kelahiran ganda (kembar). Dan peningkatan yang rendah saaat hamil
(McKenzie,dkk,.2007)
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut WHO (2007)
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 33%-38% dan
lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang.
Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah
lain yaitu berkisar antara 9% - 30%.
Gejala klinis Secara umum gambaran klinis pada bayi berat
badan lahir rendah sebagai berikut:
1. Berat badan lahir
< 2500 gram, panjang badan £ 45 Cm, lingkar dada < 30 Cm, lingkar kepala
< 33 Cm.
- Masa gestasi
< 37 minggu.
- Penampakan
fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya gestasi; kepala
relatif lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, banyak lanugo,
lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutu
lebar, genetalia immatur, otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi,
sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.
- Lebih banyak
tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering
terjadi apnea, refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna.
Menurut
WHO, bayi kecil cedrung mengalami komplikasi. Beberapa masalah yang khususnya
rentan bagi bayi yang mencangkup :
1.
Kesulitan pemberian makana
2.
Suhu tubuh tidak normal
3.
Esulitan bernafas
4.
Entroplitis nekrotik
5.
Ikterus akibat prematuritas
6.
Pendarahan intravintikular
7.
Anemia
8.
Glukosa darah rendah
Bayi kecil karena biasanya memiliki temuan masalah lebih dari satu.
B.
Usia ibu
WHO merekomendasikan bahwa usia yang
dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga 30
tahun. Tetapi dengan kemajuan teknologi saat ini sampai usia 35 tahun masih
diperbolehkan untuk hamil. Wanita usia 20-30
tahun dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan persalinan, pada rentan usia
ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima.
Keadaan ibu hamil yang patut
diwaspadai :
1.
Umur di bawah 20 tahun
2.
Umur di atas 35 tahun
3.
Jumlah anak lebih dari 3 orang
4.
Jarak persalinan terakhir
dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
5.
Tinggi badan kurang dari 145
cm
6.
Lingkar lengan atas )LILA)
kurang dari 23,5 cm
à 4 terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, terlalu banyak)
C.
Status gizi
Status
Gizi Bagi Ibu Hamil Menurut WHO,
dampak kekurangan gizi pada ibu hamil, kekurangan gizi pada ibu hamil, akibat
kurang gizi pada ibu hamil, dampak kurang gizi pada ibu hamil, kebutuhan gizi
seimbang dan pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi, kebutuhan energi
ibu hamil menurut who, pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi akan
Status gizi ibu hamil pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
Kekurangan
asupan gizi pada trimester I dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum,
kelahiran prematur, kematian janin, keguguran dan kelainan pada sistem saraf
pusat. Sedangkan pada trimester II dan III dapat mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan janin terganggu, berat bayi lahir rendah. Selain itu, juga akan
berakibat terjadi gangguan kekuatan rahim saat persalinan, dan perdarahan post
partum.
Status gizi
ibu sangat berpengaruh pada kesehatan janin yang ada didalam kandungan, pengukuran terhadap aspek yang dapat menjadi indikator
penilaian statu gizi, kemudian dibandingkan dengan standar baku yang ada.
Status gizi
adalah keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan (requirement)
zat gizi (Abas Basuni Jahari , 2002).
Deswarni Idrus dan Kunanto
(1990) mengatakan status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu.
D.
Jarak
kelahiran terlalu dekat
Jumlah kelahiran yang jaraknya terlalu dekat menyebabkan ketidak siapan
pada organ reproduksi dan jarak kelahiran yang terlalu rapat bukan hanya
menyebabkan BBLR tetapi memicu autisme.
E.
BBLR pada anak sebelumnya riwayat kelahiran buruk sebelumnya akan mempengaruhi kelahiran
berikutnya
F.
Anemia
Anemia adalah Menurut WHO, anemia
gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah hemotokrit
atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal sebagai kekurangan salah satu
atau lebih zat besi penting, apapun kekurangan tersebut.
Anemia adalah kondisi
ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11,5 gr % paada semester 1 dan 3 atau kadar
< 10,5 gr% pada semester 2, nilaibatas tersebut dan nilai perbedaannya
dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemudulasi , terutama pada semester ke 2 (syrifudin 2002)
Masih tingginya
angka kematian ibu melahirkan karena kekurangan zat besi. Zat besi (Fe) adalah mineral yang
sangat dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Beberapa
makanan yang menjadi sumber zat besi adalah daging merah, hati,
kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Asupan vitamin C yang cukup akan membuat
penyerapan zat besi di dalam tubuh menjadi lebih baik. Sebaliknya, teh dan kopi
akan menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh.
Sebenarnya upaya
mengatasi anemia pada ibu hamil sudah dilakukan pemerintah sejak 1970-an. Melalui
program suplementasi tablet tambah darah secara cuma-cuma, ibu hamil diberikan
90 tablet yang mesti diminum selama masa kehamilan sampai masa nifas. Tablet
ini berisi 60 miligram zat besi dan 0,25 miligram asam folat. Repotnya,
berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, meskipun 80,7 persen perempuan
usia 10-59 tahun telah mendapatkan tablet ini, namun hanya 18 persen yang
mengkonsumsi tuntas hingga 90 tablet.
Ketidakpatuhan mengkonsumsi suplemen tambah darah dan kurangnya pengetahuan
manfaat zat besi menjadi penyebab rendahnya angka konsumsi tablet ini pada ibu
hamil. “Banyak ibu hamil yang tidak mau minum karena ada keluhan, misalnya mual
Hal itu terjadi karena ketidaktahuan mereka tentang risiko yang
terjadi jika ibu hamil mengalami anemia.
G.
Kerangka konsep
Gambar 1 krangka
konsep penelitian
BAB III
A.
Jenis penelitian
Jenis penelitian
adalah deskriptif untuk mengetahui karakteristik dan pengaruh factor risiko ibu
terhadap BBLR
B.
Definisi oprasional
1.
Usia
Usia calon ibu saat mengandung pada saat penelitian berlangsung
2.
Status gizi
Angka kecukupan nutrisi ibu pada saat mengandung pada
saat penelitian berlangsung
3.
Anemia
Prilaku ibu yang tidak mengkonsumsi tablet Fe yang di
berikan oleh petugas playanan kesehatan
4.
Pola makan
Pola makan adalah kebiasaan responden yang dapat
membahayakan kondisi janin yang ada di dalam kandungan
C.
Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan pada 15 juni – 23 september
2008
D.
Populasi dan sampel
1.
Populasi
Poppulasi adalah data ibu hamil yang ada di puskesmas
dan pusyandu desa luba kecamatan malinau utara kabupaten malinau dengan jumlah
pupolasi ibu yang sedang hamil adalah 20 ibu hamil
2.
Sampel dan teknik pengumpulan data
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datang
dan berkunjung di puskesmas dan posyandu dari bulan juni – September dengan
jumlah 20 ibu hamil.
E.
Cara pengumpulan data
1.
Data primer
Data primer di peroleh dengan menggunakan quisioner
yang dibagikan kepada responden
2.
Data Sekunder
Data sekunder di peroleh dengan menggunakan metode recall 24 jam
F.
Teknik pengolahan data
Berdasarka
pada konsep variabel penelitian Jadwal kegiatan penelitian, kemudian disusun
alat pengumpulan data atau instrumen. Adapun alat ukur yang digunakan adalah
quisioner yang memuat berbagai pertanyaan yang sesuai dan berhubungan dengan
penelitian. Pengolahan data yang di peroleh dari hasil ini di olah melalui
suatu proses yaitu sebagai berikut :
1.
Pengolaha data
Pengoahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi
16 adapun langkah-lanhkanya sebagai berikut :
a.
Editing : memeriksa kelengkapan kesinambungan dan
keseragaman pengisian dan quisioner serta mengklasifikasi data
b.
Cidong : member kode pada masing-masing jawaban agar
data-data tersebut mudah ditabulasi
c.
Menghitung frekuensi : yaitu setelah diberi kode, dihutung
besarnya frekuensi masing-masing data
d.
Tabulasi data : mengelompokan data dalam bentuk table
dan kesimpulan
2.
Analisis data
Data yang di peroleh daan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi yang kemudian di analisis secara dskriptif dengan menggunakan
prosentase.
G.
Jadwal plaksanaan kegiatan
No
|
kegiatan
|
pelaksanaan
|
april
|
mei
|
juni
|
oktober
|
november
|
desember
|
1
|
Persiapan proposal dan konsultasi
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Seminar 1 dan revisi
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Tabulasi hasil dan konsultasi
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Seminar hasil
|
|
|
|
|
|
|
6
|
pendadaran
|
|
|
|
|
|
|
|
|